Oleh : A Fahrizal Aziz*
Pernah dengar pernyataan ini? “Hidup itu tak semudah bacotnya ... “ kadang saya tertawa sendiri mendengarkan pernyataan seperti itu, meski kadang serius, tapi terdengar sangat lucu sekali. Ia mencoba mengkritisi para motivator-motivator yang selalu menyitir kata-kata motivasi. Bagi yang terbuka, pasti akan sangat terbantu. Bagi yang sinis, pasti akan langsung membuat dinding-dinding penghalang.
Saya sendiri, adalah penikmat kata-kata. Saya mengoleksi beberapa kata-kata bijak dari para tokoh, siapapun tokoh itu. Baik motivator atau bukan. Secara tersirat, kata-kata bijak bisa muncul dalam frasa-frasa yang bersifat esoteris semisal puisi, pantun, syair, dll. Kata-kata itu, bermaksud mendeskripsikan dan menamai sesuatu. Dengan kata-kata itu, kadang kita bersemangat, sedih, bahagia dan mendapatkan inspirasi.
Banyak juga yang awalnya mengalami kebuntuan, namun setelah membaca sebuah kata-kata bijak, ia seolah menemukan celah harapan. Sebuah kata-kata sangat membantu untuk mendeskripsikan, menarasikan, dan menamai sesuatu. Ia juga bisa menjadi penuntun dan alat pencerahan. Kalau ada orang bilang “Hidup itu tak semudah bacotnya ...” mungkin dia tidak melihat “kata-katanya” tetapi “siapa yang mengatakan”.
Misalkan, seorang yang belum pernah berumah tangga, berbicara soal pernikahan. Orang yang tak pernah miskin, memotivasi untuk bangkit dari kemiskinan. Atau, orang yang senyatanya tak bisa menjalankan kata-kata yang diucapkannya sendiri. Pada intinya, bukan “kata-katanya” yang dipermasalahkan, tetapi “siapa yang berkata-kata”. Karena dalam pemahaman sebagian orang, seorang yang “berkata-kata” harus sudah “menjalankan kata-katanya” atau sedang dalam posisi seperti yang “dikatakannya”.
Padahal, saya dan kita semua sangat membutuhkan kata-kata. Tidak harus ikut seminar motivasi, tetapi bisa dengan membaca buku atau kata-kata bijak yang bisa kita temui dimana-mana. Di blog, sosmed, website, atau di reklame-reklame jalanan. Asalkan kita mampu memisah antara “siapa” dan “kata-kata”.
Kata-kata, membantu kita untuk mengatasi banyak hal yang tak terdefinisi, terjelaskan, dan termaknai. Kita memang sangat membutuhkan kata-kata.
(*) Inisiator Bilik Kata
No comments:
Post a Comment