Oleh : A Fahrizal Aziz*
Saya membaca manga naruto bukan sekedar hiburan, melainkan sebagai ‘pembelajaran’ lain diluar hal-hal formal dan klasikal. Sejak pertama kali membaca plus menonton manga ini, saya tertarik pada tiga sosok : Jiraiya, Kakashi dan Itachi. Saya justru (tak) tertarik dengan tokoh utamanya ; Naruto. Menurut saya, dari semua karakter ninja, tiga sosok ini memang unik. Mungkin sejalan dengan pola pikir saya selama ini.
Jiraiya adalah ninja pengelana, ia belajar kehidupan dari sebuah perenungan, ia memiliki beberapa murid. Muridnya ada yang mengabdi untuk kebaikan dan ada yang mengabdi untuk keburukan. Bahkan, ia terbunuh oleh muridnya sendiri. Untung saja, murid terakhirnya, yaitu Naruto mampu ‘menerjemahkan’ kelanjutan hidupnya dan mengabdi pada kebaikan.
Itachi adalah salah satu ninja dari klan elite yang mendapatkan julukan sebagai ninja berbakat. Ia memilih jalan hidup yang rumit dan misterius, bahkan ia rela melakukan genosida (pembantaian) klannya yang kala itu hendak melakukan makar kepada negara. Orang-orang menyebutnya sebagai penghianat, padahal apa yang dilakukan Itachi juga untuk keselamatan negara dan orang-orang itu.
Kali ini saya ingin membahas tentang Hatake Kakashi. Oleh sang creator komik –Masashi Kishimoto—Kakashi ditempatkan dalam sebuah klan yang tak begitu elite. Meskipun Kakashi mampu menguasahi hampir semua jutsu, jurus yang paling terkenal dan asli dari dirinya hanya raikiri. Sisanya seperti Kamui, suiton, katon, doton, dll adalah hasil dari ‘copy’ dari ninja lain. Ia pun juga tak memiliki jumlah cakra yang banyak, bahkan sekali menggunakan kamui, ia akan sangat kelelahan.
Namun, Kakashi memiliki kejeniusan yang luar biasa. Dengan jumlah cakra yang sedikit, ia mampu membuat stategi yang akhirnya memenangkan pertandingan. Ia adalah lulusan ninja terbaik, meskipun jumlah cakranya masih kalah jauh dengan tiga muridnya ; Naruto, Sasuke dan Sakura. Atau teman baiknya guru Gay. Maka tak heran, ketika ia mendapatkan hadiah mata uchiha dari sobatnya Obito, Kakashi mampu memanfaatkannya dengan baik.
Di episode 688 manga naruto, Kakashi kembali mendapatkan hadiah mata sharingan. Kali ini, ia mendapatkan dua buah. Dan siapa kira, ia langsung mampu ‘meng-copy’ perfect susano’o Sasuke. Dari semua klan Uchiha, hanya dua orang yang mampu melakukannya, yaitu Sasuke sendiri dan Uchiha Madara. Kemampuan Kakashi memanfaatkan kedua mata pemberian itu, menunjukkan kejeniusannya berfikir.
Kakashi memang bukan dari klan elite, tak memiliki jutsu yang banyak atau cakra yang berlimpah, namun dengan kejeniusannya, ia mampu memanfaatkan situasi. Bahkan ia mampu mengelola ‘kemampuan’ orang lain lebih baik dari pemiliknya. Obito, sebagai pemilik mata tersebut, tak pernah bisa membuat perfect susano. Kali ini, takdir ninja Kakashi adalah menjadi bagian dari Uchiha. Klan yang digadang-gadang sebagai yang terkuat di dunia shinobi.
Dalam kehidupan realita, kita akhirnya menyadari bahwa kekayaan, bakat yang berlimpah, tak akan bisa diolah dengan baik kalau tidak pintar. Tidak jenius. Sehingga benar sekali ketika Nabi Sulaiman diberi dua pilihan oleh Tuhan : Harta atau Ilmu? Maka dengan lekas sang nabi memilih Ilmu. Alasannya ilmu bisa mengendalikan semua hal dalam hidup ini, termasuk harta yang berlimpah. Dan yang terjadi pun sebaliknya, ketika harta berlimpah dan tidak dibarengi dengan ilmu, maka harta itu akan menghancurkannya perlahan-lahan.
Dengan ilmu (kejeniusan) Hatake Kakashi mampu dengan baik mengendalikan kelebihan yang kini dimilikinya. Kita tunggu saja bagaimana kelanjutannya, apakah Kakashi akan menyelamatkan dunia dengan kelebihan yang sekarang, atau justru terjebak dalam kesombongan sebagaimana kebanyakan orang yang kita temui di kehidupan nyata.
Saya tengah menantinya.
(*) Inisiator Bilik Kata
No comments:
Post a Comment