Wednesday 6 August 2014

Sujiwo Tejo : Kita Bangsa yang minder

Bilik-Kata - Kondisi sosial masyarakat akhir-akhir ini menjadi perhatian serius bagi Dalang sekaligus Budayawan kondang Sujiwo Tejo. Lelaki yang akrab di sapa Mbah Tejo itu menilai bahwa bangsa Indonesia sekarang menjadi bangsa yang minder. Ia menjelaskannya melalui twit-twit segarnya yang kritis dan out of the box. Kenapa Mbah Tejo menilai bangsa kita minder? Berikut penjelasannya.

Melalui akun twiternya @sudjiwotedjo, ia memaparkan bahwa sebelum menjadi bangsa yang minder, apapun yang masuk, termasuk cerita mahabrata, diolah dengan metabolisme kreatif nusantara. Tidak di telan bulat-bulat. Selain itu, dalang nyentrik yang menyebut dirinya presiden djancuker itu juga menjelaskan, bahwa setelah menjadi bangsa yang minder, jas dasi tetap menjadi jas dasi, tak menjadi beskap. Sepatu tetap jadi sepatu, tak jadi selop.

Mbah Jiwo juga menjelaskan, bagaimana mungkin para pejabat memakai jas dan dasi yang super tertutup, padahal Indonesia negara tropis. Pakaian seperti itu, hanya cocok di negara-negara beriklim dingin seperti eropa atau amerika yang memiliki empat musim. Menurutnya, pola pikir seperti itu menunjukkan kalau kita bangsa yang minder.

“Sebelum jadi bangsa yang minder, semua diolah dengan metabolisme kreatif lokal. Trombon dan terompet masuk, ndak jadi big band, tapi jadi tanjidor,” tulisnya.

Contoh lainnya adalah soal musik keroncong. Menurut dalang kelahiran jember ini, musik keroncong adalah olahan dari musik-musik portugis. Itu menunjukkan bahwa nenek moyang dahulu, tak menelan musik itu bulat-bulat, namun diolah dengan cita rasa nusantara.

Seharusnya, bangsa Indonesia bisa lebih percaya diri dengan memperkenalkan budaya dan kondisi bangsanya. Misalkan, ketika ada acara internasional apapun yang digelar di Indonesia, pakaian formalnya tak harus jas dan dasi. Dikarenakan udara panas. Karena terus dipaksakan, akhirnya ruangan-ruangan dilengkapi dengan AC yang berdampak pada kerusakan lingkungan dan penghabisan energi.

“Berapa banyak energi yang kita hemat untuk AC bila anggota DPR/Menteri dll ndak harus pakai jas dan dasi di forum-forum resmi. Akhibat penggunaan jas-dasi, kebutuhan energi meningkat karena AC ruangan dan mobil harus tinggi,” tulisnya lagi. (bud)

No comments:

Post a Comment